Suatu malam aku sendirian di gubuk biru kesayangan sambil menatap rembulan, nahasnya pikiran ku melesat ke pertanyaan “Apa itu iman?”. Satu hadits merayap ke pikiranku.
أن تؤمن بالله و ملاىٔكته وكتبه ورسله واليوم الأخر وتؤمن” بالقدر خيره وشرّه”
Tapi mengapa ada yang mengatakan
“وهو قول وفعل ويزيد وينقص”
Aku sejenak berhenti merenung, aku minum kopi yang ku pesan di koperasi, Namun pertanyaan itu merasuk perlahan melalui pikiran “Apa itu iman?” Tiba-tiba hadihts Nabi SAW terbesit;
“الايمان بضع وستون شعبة، والحياء شعبة من الايمان”
“Iman itu ada lebih 60 cabang, dan malu adalah salah satu cabang”
Kalau memang demikian, benakku dalam hati sambil meminum kopi dan memandang kosong langit malam, jika aku tidak ada rasa malu, apkah aku masih beriman karena masih ada cabang lainnya.
Malam semakin sunyi, rembulan tampak bercahaya tapi tidak menyilaukan “Apa itu iman?” Sial! Bisikan itu mengendap lagi di dalam kepala, secangkir kopi tak mampu menenangkan.
Ibnu Mas’ud berkata “Yakin adalah keimanan menyeluruh”. Akan tetapi Mu’adz pernah berkata pada kawannya “Duduklah disini bersama kami sesat untuk menambah keimanan kita”. Aku pegang kepalaku kemudian ke dadaku, apakah aku yakin? Ah malam yang tenang ini kenapa harus menjadi setumpuk pertanyaan murahan yang sebenarnya sudah dipelajari di pelajaran Tauhid.
“Tidak beriman salah seorang diantaramu, sehingga ia mencintai saudaranya melebihi mencintai dirinya sendiri” Jadi, aku bergumam di hatiku apa itu iman?.
“Salah seorang diantara mu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya dan semua manusia”.
Tak terasa kopiku mulai sedikit, namun aku tetap bertanya apa itu iman?. Lagi-lagi sunyi malam membawaku ke jurang pertanyaan.
“Tanda iman adalah mencintai kaum anshar”
Ya Allah berikan aku petunjuk dan hidayahmu, berikan aku setetes cahaya-Mu agar aku bisa lebih mengimani-Mu dan mengenal-Mu
“Supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka (yang telah ada) (Al-Fath:4) “Kami tambahkan mereka petunjuk” (Al-Kahfi:13).
Aku habiskan kopiku, lalu masuk ke kamarku, aku matikan lampu kamar agar mendapatkan ketenangan barangkali ada petunjuk dalam mimpiku
The End
Tinggalkan Komentar